Sabtu, 30 Agustus 2008

Eight Months, 'Till Death Do Us Part


"LDR itu tidak mudah ya?"
Demikian seorang teman bertanya.

Ya memang betul. Secara teori bisa saja mudah. Sama seperti memaparkan teori fisika digabung dengan matematika dan kimia mengenai bagaimana menciptakan robot, mendarat di bulan atau membuat roket. Sama seperti menjalankan teori biologi molekuler dalam menciptakan manusia kloning. Atau betapa indahnya orasi seorang motivator tapi sangat sulit dijalankan di keseharian. Ya, praktik selalu jauh lebih sulit dari teori.

LDR menunda banyak hal: spontanitas, mood, problem, konflik, perbedaan pendapat. Semua tertunda sekian lama akibat perbedaan waktu, SMS yang lambat dijawab, telepon tak tepat waktu, email terlanjur basi, pesan instan di saat offline, dan banyak lagi. Ribuan mil sangat berimbas pada relasi antar manusia.

Silakan saja bilang teknologi membuat ruang dan waktu tak lagi terbatas. Silakan saja berkicau demikian. Itu masih teori, bung. Praktiknya butuh kekuatan ekstra untuk dapat menahan rindu, berjalan dengan kepala tegak padahal emosi sudah membuncah di ubun-ubun akibat tak sanggup menyampaikan banyak hal yang tak mampu diekspreksikan dengan media teknologi.

Tiga dari delapan bulan usia kebersamaan kita dijalani dengan berjauhan fisik. Tidak mengurangi cinta, bahkan makin menggelora, katamu.

Terima kasih atas delapan bulan kebersamaan yang indah ini, hunnybear. Delapan bulan dimana kita saling melengkapi tanpa peduli batas ruang waktu. delapan bulan penuh pengertian, pemahaman satu sama lain. Delapan bulan dengan SMS, YM, email dan telepon tiada henti. Angka delapan itu akan terus bertambah, yang kuharap takkan pernah berhenti bertambah. Sampai rambut memutih dan kulit berkerut, hun? Hehehehe..!