Rabu, 19 November 2008

You Love Me As The Way I am, Vice Versa...


"Mer, elu ngga risi sama cowok lu nulis yang aneh2 di blog?"

Itu pertanyaan seorang teman tentang hebohnya tulisan saya di blog Revolusi Seksual. Saya cuma tersenyum. Bahkan judul blog itu sering diprotes orang dan katanya mengundang anggapan negatif tentang saya.

Hihihi.
Justru blog itulah salah satu faktor penyebab Arli jatuh cinta sama saya. Betul, blog saya itu memang kadang terkesan heboh, penuh dramatisir, sedikit vulgar dan radikal. Di situlah saya bebas menumpahkan opini terliar saya. Hanya lelaki yang mau menerima saya apa adanya lah yang bisa memahami tulisan-tulisan saya di situ. Dan dia adalah Arli Aditya Parikesit.

Cowok yang berpandangan sempit dan chauvinis pasti akan langsung menjauh begitu membaca semua tulisan pedas saya di blog itu. Namun Arli tidak. Sampai hari ini, dia adalah pembaca setia blog heboh saya itu.

Mmmwaaaacccch for my hunnybear :*:*:*:*:*

Sabtu, 04 Oktober 2008

C'est Paradoxal Systeme

Biasanya saya bukan orang romantis. Bahkan ada teman, yang bilang kalo aku seperti orang tidak punya emosi (robot kali? hehehe). Adapun, semenjak di Jerman, Bahasa Perancis yang pernah saya pelajari dulu sudah mulai 'karatan' bin 'soak'. Soalnya 'Je suis recherceur' sudah diganti sama 'Ich bin ein forscher'. Saya mulai buka2 lagu perancis di Youtube, dan ketemu lagu Laurent Voulzy 'Paradoxal systeme'...Ini link videonya http://de.youtube.com/watch?v=1ftrhUBG9dg
Berkaca-kaca mata saya mendengar lagu itu, karena isinya tentang seorang lelaki, yang meninggalkan kekasihnya pergi jauh. Ada satu kalimat di lagu itu, yang terjemahannya 'Semakin jauh aku, semakin cinta aku'......Berkaca-kaca mata aku, karena itulah keadaanku sama Merry sekarang.....Terjemahan Inggrisnya, secara bebas dari google translate adalah sbb:

Because
Because I go
There is water in your eyes
But the tears you cry are useless
For all departures
Tightening hearts that separate
Although I will be away from you
Any against you

On the night trains traveling
To cities and faces
Digging in our hearts
A major difference
So heavy

I am straying more and more I love you
This is the paradoxical system

Because
All hotel
Tightening hearts that separate
And the tears that you cry
Are unnecessary
For in all directions
Fueled by long distance
Although I will be away from you
Any against you

PLus I go north
As our love is strong
Dreamer absent
I will be like that
Because of you,
You

I am straying more and I love you
This is the paradoxical system

Because
Because I go
There is water in your eyes
But the tears you cry are useless
For all departures
Tightening hearts that separate
Although I am not against you
Ah ...

Tiba-tiba bahasa Perancis membuat saya jadi romantis....hiks hiks.....:D.

Selasa, 30 September 2008

Sama-sama Super Duper Sibuk....




Akhir bulan ini, Arli dan Merry sama-sama sibuk dengan berbagai acara. Kalau di Jakarta, Merry sibuk dengan aneka acara buka bersama dengan teman-teman komunitas, maka Arli di Marburg mulai ber-auf wiedesehen dengan teman-teman 1 wohnungnya.
Ya, sebab Arli akan segera pindah ke Hannover, memulai studi S3-nya. Selama ini di Marburg hanya kursus pendalaman bahasa dan budaya Jerman saja.
Nih foto2 Arli sebelum pisahan sama Hawis dan Akbar yang selama ini tinggal bersama...
Lalu Merry dan Libby di Ristek sibuk buka bersama dengan Kang Onno, Ajeng, Atta, Pataka, Arif Kecoak, Bernaridho, dan Badai.





Sabtu, 30 Agustus 2008

Eight Months, 'Till Death Do Us Part


"LDR itu tidak mudah ya?"
Demikian seorang teman bertanya.

Ya memang betul. Secara teori bisa saja mudah. Sama seperti memaparkan teori fisika digabung dengan matematika dan kimia mengenai bagaimana menciptakan robot, mendarat di bulan atau membuat roket. Sama seperti menjalankan teori biologi molekuler dalam menciptakan manusia kloning. Atau betapa indahnya orasi seorang motivator tapi sangat sulit dijalankan di keseharian. Ya, praktik selalu jauh lebih sulit dari teori.

LDR menunda banyak hal: spontanitas, mood, problem, konflik, perbedaan pendapat. Semua tertunda sekian lama akibat perbedaan waktu, SMS yang lambat dijawab, telepon tak tepat waktu, email terlanjur basi, pesan instan di saat offline, dan banyak lagi. Ribuan mil sangat berimbas pada relasi antar manusia.

Silakan saja bilang teknologi membuat ruang dan waktu tak lagi terbatas. Silakan saja berkicau demikian. Itu masih teori, bung. Praktiknya butuh kekuatan ekstra untuk dapat menahan rindu, berjalan dengan kepala tegak padahal emosi sudah membuncah di ubun-ubun akibat tak sanggup menyampaikan banyak hal yang tak mampu diekspreksikan dengan media teknologi.

Tiga dari delapan bulan usia kebersamaan kita dijalani dengan berjauhan fisik. Tidak mengurangi cinta, bahkan makin menggelora, katamu.

Terima kasih atas delapan bulan kebersamaan yang indah ini, hunnybear. Delapan bulan dimana kita saling melengkapi tanpa peduli batas ruang waktu. delapan bulan penuh pengertian, pemahaman satu sama lain. Delapan bulan dengan SMS, YM, email dan telepon tiada henti. Angka delapan itu akan terus bertambah, yang kuharap takkan pernah berhenti bertambah. Sampai rambut memutih dan kulit berkerut, hun? Hehehehe..!

Rabu, 30 Juli 2008

All things, All Places, All Spaces


Aku tahu
Di awal dulu kita berjanji agar tak mengumbar kata "kangen" atau "I miss you"
Agar tidak bikin hari kita termehek-mehek
Tapi apa daya
Beberapa kali kita saling melanggar janji itu
Sebab rindu nyaris tak terbendung
Dan airmata kian membludak saja

Aku tahu
Ribuan mil, beda benua, takkan bisa jauhkan hati kita
Tak pernah ada perpisahan sebab memang tak pernah anggap ini sebagai perpisahan
Namun tetap saja
Rasa sepi menghinggap tiba-tiba
Kangen luar biasa tak bisa tertahan
Email, SMS, YM, iChat, Blog, Facebook, Friendster silakan saja bertaburan
Tak satupun mampu obati demam yang tak jua sembuh ini

All things
All places
All spaces
Just remind me of you!

Rabu, 02 Juli 2008

Tips Menjalani Long Distance Relationship


Sudah genap 1 bulan 2 hari kami menjalani Long Distance Relationship (LRD). Indonesia-Jerman. Asia-Eropa. Beda waktunya 6 jam. Tapi semua berjalan lancar. Komunikasi setiap hari. SMS, telepon, Yahoo Messenger, email, blog, tiada henti. Dan yang terpenting adalah hubungan telepati antar kami.

Adakah masalah? Sebenarnya tidak. Satu bulan pertama perkenalan kami dulu juga hanya bersua di dunia maya, justru mengasyikan dan bisa saling fall in love. Padahal dulu kami saling tak kenal satu sama lain. Kini kami dipisahkan benua sebagai pasangan kekasih. Justru makin seru.

Berikut ada beberapa tips dan sharing pengalaman bagi pasangan yang menjalani LDR:

1. Dua minggu pertama memang yang paling menyiksa. Kangen tapi tak bisa jumpa, sampai mau nangis rasanya. Tenang saja, kelamaan akan terbiasa.

2. Manfaatkan semua teknologi komunikasi yang ada.
  • Untuk SMS, kiat agar hemat adalah usahakan agar dia yang ada di luar sana tetap mengaktifkan nomor lokal Indonesia. Ini jauh lebih hemat, sebab tarif SMS seperti di Eropa misalnya lebih mahal daripada tarif SMS di sini.
  • Menelepon, sebaiknya pasangan yang di luar negeri menelepon menggunakan calling card. Kalau di Jerman hanya 30 sen untuk waktu bicara sekitar 5-10 menit. Lumayan kan?
  • Chat di YM bisa diandalkan untuk membahas hal-hal personal tapi butuh respon cepat. Perbedaan waktu agak mengganggu, jadi carilah celah yang pas bagi kalian, sehingga tidak mengganggu kesibukan masing-masing.
  • Friendster, Facebook dan blog bisa jadi ajang komunikasi dan sosialisasi bahwa hubungan kalian baik-baik saja. Teman-teman lain bisa "memantau" bahwa kalian adalah pasangan yang harmonis dan seru kendati berpisah ribuan mil. Ini memberi spirit tersendiri.

3. Bina hubungan baik dengan keluarganya di sini. Dengan berbagi perasaan dengan orang-orang terdekatnya, kita memiliki teman senasib yang sama-sama merindukan dia nun jauh di sana. Akan sangat meringankan beban perasaan lho.

4. Kirimkan puisi singkat atau curahan perasaan setiap melalui SMS setiap kali kita ingin. Spontanitas membuat hubungan jadi alami, seolah kita tidak dipisahkan jarak yang terlalu jauh.

5. Di awal hubungan, tekankan komitmen dan kepercayaan. Dua hal ini sangat penting. Tanpa keduanya, sia-sia semua kecanggihan teknologi komunikasi di atas.

6. Rencanakan kapan bisa bertemu, atur jadwal secara matang. Dengan memiliki target pertemuan, hari-hari akan terasa indah. Setiap bangun pagi kita akan bersemangat menjalani hari.

7. Jika muncul pemikiran negatif atau curiga, cemburu, dan sejenisnya, serahkan saja nasib hubungan kalian pada Yang di Atas Sana. Kalau jodoh tak akan kemana.

8. Berpikir optimis. Tidak ada satupun di dunia ini yang bisa menjamin kelanggengan suatu hubungan. Jarak jauh atau jarak dekat tidak punya imbas besar. Bahkan yang sudah menikah dan setiap hari tidur bersama hingga puluhan tahun pun masih berisiko bercerai. Jadi apa yang ditakutkan dari hubungan jarak jauh?

Selasa, 24 Juni 2008

When A Scientist Become a Balinesse Leak Dancer






Yes, Arli is a biochemistry scientist. But at 21th June 2008 at Frankfurt, His freaking "Guru", I Made Wiryana grabbed him to be a Balinesse Leak Dancer!!! What a spooky experience!! Hahaha!

Selasa, 17 Juni 2008

Puisi RIndu


Kutumpuk kangen itu
Jadi kumpulan dendam
Kurangkai sebagai kompilasi rindu
Waktu demi waktu
Hari demi Hari

Kukoleksi rasa sayang itu
Kurenda dan kusulam
Kuhiasi dengan senyuman
Lalu kubingkai di tiap dinding hati
Menit demi menit
Detik demi detik

Kubendung cinta itu
Seperti ombak yang menderu
Kubuat jadi gelombang
Membumbung jadi samudera
Riak demi riak
Buih demi buih

Sampai tiba waktunya
Kita akan berenang bersama
di lautan cinta
Selamanya!

With full of LOVE
Your lovely fiancee

Selasa, 10 Juni 2008

Pictures From German

SMS from Arli:

"Aku lagi jalan ke Botanische Garten bareng temen-temen. Cowok semua. MmmwaaacchX100000000000000."
19.16
08-06-2008

Hmm dikurangin 6 jam saja, waktu Jerman deh.




Rabu, 04 Juni 2008

Tiba di Marburg

Akhirnya bisa posting juga....Untuk koneksi net aja mesti cari waktu euy.....
Alhasil aku tiba di Marburg, berjauhan dengan tunangan, dan berjauhan dengan Ibu. Mereka dua perempuan yang paling aku cintai di dunia ini...but they so far away.
But...it's not that far anyway.....Justru di Marburg aku belajar mandiri. Sebelum menjadi seorang suami atau bapak, memang aku mesti 'digembleng' dulu di negeri orang. Semuanya sendiri. There is no pembantu, no loper, no nasi goreng, and many no no no and no no!
Tapi banyak juga yes yes yesnya. Dengan menjadi mandiri, maka sudah pasti aku menjadi lebih matang. Memang rasanya berat sekali berjauhan. Namun aku sudah mencium teman2ku sudah mulai merindukan keluarganya. Kerinduanku tidak separah mereka, karena aku sangat senang di tempat baru dan ingin menjelajahi semuanya.
Mungkin sampe sini dulu...Ntar foto menyusul..Ciao!

Sabtu, 31 Mei 2008

The D Day...

Kemarin, sehari sebelum dia berangkat ke Hannover, saya melihat foto-foto itu di rumahnya. Foto yang sekitar Oktober 2007 hanya jadi foto asing di halaman Friendster-nya. Ya, foto asing yang saya tak tahu bagaimana orang aslinya, karakternya, pribadinya, kondisi keluarganya, dan sebagainya.

Saya jadi seolah tersedot ke masa silam saat kami hanya bersua di email melalui diskusi-diskusi seru seputar filsafat, politik, sains, idealisme, buku, seni, agama, dan banyak lagi. Diskusi yang membuat saya rajin memeriksa email dan mencari adakah nama dia di daftar pengirim.

Hari ini, dia adalah segalanya bagi saya. Mengenalnya luar dalam, sampai segala kebiasaannya terkecil, selera makannya, apa jawaban yang akan dilontarkan jika saya bertanya suatu hal. Bahkan keluarganya dan keluarga saya pun ikut saling mengenal dengan baik.

Hari ini, dia berangkat ke Hannover, Jerman, mengejar cita-cita jadi ilmuwan, sebuah obsesi sejak 10 tahun silam.
Kami tetntu akan terus keep in touch. Thanks God sudah zaman Internet dan ponsel. Thanks God, tak perlu lagi lama menanti Pak Pos datang.

Hari-hari memang akan sepi. Tapi yang jelas tidak sendiri.

Hun, aku yakin kita bisa lalui ini. Enjoy your freedom out there. Nikmati saja suasana akademis di sana yang kau idam-idamkan sejak lama.
All the succes and happiness are waiting for you here. And of source, my trully love is always spread on you altough you're so faraway.


Jauh di mata dekat di hati, kata orang jadul. Hehehe.

Senin, 05 Mei 2008

The Rings

Our rings is more than just rings..
It means a lot of our togetherness...

4th May 2008
You are my trully deeply lovely fiance..

Our moments together is sweeter than the sweetest sugar cane.
Our vision melts like the heated chocolate .
Our love is burning like the earth's core.
Our dream is higher than the farthest galaxies.
and our hope and wish is stronger than any steel and diamonds...

Senin, 21 April 2008

3 Months, 19 Days

Yes, our relationship is running perfectly
3 months and 19 days
While this picture was taken

You can see the sea of love
In our sparking eyes
You can see how love is growing
become everything we're doing

If you want to know what love is
Just see this picture carefully
The picture of two human being who in love so deeply...

Kamis, 13 Maret 2008

Try Out : Long Distance Relationship (LDR)

Banyak orang menyangsikan Long Distance Relationship (LDR). Seorang teman yang sudah melakukan survei kecil-kecilan mengatakan pasangan yang jalani LDR dan sukses sampai ke jenjang pernikahan, tidak sampai 50%. Dia sendiri sudah menjalani LDR dan pernah gagal, pernah pula sukses.

Kami adalah pasangan yang "terancam" menjalani LDR, sebab Juni nanti Arli akan berangkat ke Hannover, Jerman, untuk rampungkan S3 yang sudah jadi cita-citanya sejak lama. Apakah kami gentar? Tidak sama sekali. Bahkan sekarang kami tengah melakukan semacam try out LDR dengan mengurangi frekuensi pertemuan.

Mulai pekan ini saya akan lebih sering berkutat dengan pekerjaan di kantor anyar. Arli juga mengikuti les intensif di Goethe Institute. Jadi kami tak lagi bisa seenak udelnya lunch bersama setiap saat sekedar chit chat melepas kangen. Jadilah ini latihan LDR kami.

Komunikasi kami tetap baik, bisa lewat SMS, telpon, email dan Yahoo Messenger. Hanya memang tak bisa melebihi kepuasan sebuah pertemuan langsung. Namun selama kami saling tahu apa yang terjadi pada diri satu sama lain, agaknya tak ada masalah. Justru saat bertemu setelah sekian lama tak jumpa akan lebih heboh dengan beragam sharing pengalaman dan curhat.

Blog ini pun sebenarnya kami persiapkan untuk kelak menjadi media saat kami betul-betul menjalani LDR. Hmm masa latihan ini lumayan juga mengaduk-aduk emosi. Kangen, lelah, ingin berbagi rasa tapi agak susah. Untung ada blog ini. Saya rasa kelelahan mental saya sejak awal pekan ini bisa sedikit reda setelah menulis blog ini. Tanpa sadar, saya sudah menjadi salah satu orang yang blog addict!

Jadi, teman-teman yang menjalani LDR bisa mencoba menggunakan blog sebagai terapi mental. Hahaha!

Jumat, 29 Februari 2008

Hahahaha!!!


Sumber: http://www.babblemur.com/blog/?p=923

Statemen Tertulis Bersama

Gurauan bahwa saat pacaran si Cowok akan menyayang istrinya saat jatuh, sedangkan saat menikah akan mengumpat "Mata lu kemana?!" sudah sering didengungkan. Kabarnya memang itu lahir dari banyak kasus nyata.

Seorang karib yang sudah menikah 8 tahun, memberi advis nan manis demi memprotek hal itu terjadi.

"Sebelum menikah, tanya kepada kamu dan pasanganmu mengenai apa arti pernikahan. Juga alasan kenapa dia memilihmu dan kamu memilih dia. Tulis jawaban itu di kertas, kalau perlu dibingkai. Saat ada masalah antara kalian berdua, baca kembali pernyataan itu dengan seksama."

Menurutnya, kiat itu cukup sukses ia terapkan hingga kini. Tiap ada problem yang nyaris bikin kepala pecah, frustasi, ingin meneriakkan kata "Cerai!" atau "Pisah!" atau lagu cengeng "Pulangkan saja ke rumah orangtuaku", statemen bersama tadi cukup ampuh meredam. Setidaknya mengingatkan komitmen pasangan.

Saya jadi penasaran dan ingin mencobanya. Semalam saya SMS pasangan saya, menanyakan apa definisi pernikahan baginya dan mengapa dia memilih saya. Ini jawabannya.

"Marriage is when two minds, bodies, and souls become one. It's the union of will, desire, love and thought. Marriage is a partnership, when each one must trust, give, and love one another.
Why you? You are the one that I want to spent my live with. You're the one that I trust and love more than anything in this world. You're the one that able to dive into my deepest dark soul and same me into the light of your love.
You're the one who could give enlightment to my mind with your love. You're the one that share the same dream with me. Hun, if this answer is insufficient, just let me know. I'll fix it ASAP."

Indah sekali bukan? Dan itu ia kirimkan sekitar jam 12 malam setelah mengendarai mobil Jakarta-Bandung. Di saat letih, mengantuk, ia masih menyempatkan diri membalas SMS norak saya panjang lebar dan serius sekali. Bagaimana mungkin saya tidak memilih dia jadi pasangan saya hingga akhir hayat kelak?

Wah, saya kok belum menjawab 2 pertanyaan itu ya? Pada dasarnya definisi saya tentang pernikahan nyaris sama dengan Arli.

Marriage is a great union of two different individuals who have so many things in common, so they're decide to be the partner in life, forever. In Happiness and sorrow. Yeah, forever!!

Kenapa saya memilih dia? Arli adalah lelaki paling memahami saya, kondisi, emosi, kekurangan, kelemahan saya. Status saya sebagai single parent bikin saya tak punya posisi tawar terlalu banyak terhadap kaum Adam. Dan Arli sangat memahami ini. He loves me as the way I am, and vice versa.

Kelak kami akan cetak tulisan ini dan membingkainya di dinding kamar kami untuk dibaca setiap kali ada cobaan berat melanda kebersamaan kami.

Rabu, 27 Februari 2008

Nikmati Saja

Tidakkah penantian itu indah
Jika dinikmati bersama
Lengkap dengan warna warninya

Tidakkah perjalanan itu menyenangkan
Selama kita bergandengan tangan
Tak peduli harus memakan waktu setahun, sewindu, seabad bahkan satu milenia?

Nikmati saja perjalanan ini, Hun
Tanpa perlu berlari terburu
Agar semua tak cepat berlalu

Rabu, 20 Februari 2008

Cancer Man & Pisces Woman

Ramal meramal memang menarik. Kadang menjengkelkan, kadang menyenangkan. Bukan maksud hari mengagungkan astrologi, tapi sekadar bermain-main dengannya.

Secara astrologi barat, Cancer (Arli) dan Pisces (Merry) adalah pasangan serasi nan harmonis. So far sih kami merasakan betul hal itu. Semoga prediksi-prediksi di bawah ini selalu benar adanya. Amin!

Mushy, sexy, spiritual, raunchy, drug-drenched, sensual, hallucinatory and wildly bewitching. (Source: AquarianAge Romance )

For Cancer: You and the Fish are probably the two most sensitive signs of the zodiac. Although you can comprehend one another you can also play emotional games and hurt each other. This connection can work if you communicate openly and honestly. ( Source: Love Test )

For Pisces: You belong together. You are both sensitive, weepy and love to dwell in self-pity. This is a great match, certainly lasting, however someone negative and moody. ( Source: Love Test )

Together they can make their dreams a reality. Both are emotional and sensitive to each others needs. A harmonious match. An affectionate, sensitive couple. The two can make their dreams a reality. Pisces provides the love and Cancer provides the protection and together they feel secure. Both are responsive sexually. Cancer must take the lead but Pisces will willingly follow. A wonderful match. Cancer devotes itself exclusively to insecure Pisces, and , in turn, Pisces idolized Cancer. A very compatible pair. ( Source: Astrology Fun )

Cancer Man & Pisces Woman

The Pisces lady will melt in his warmth and he will drown himself in her considerable charms. One of the very best combinations. ( Source: AquarianAge Romance )

This is tied with Scorpio as the number-one soulmate match for you. Together, a Pisces girl and a Cancer boy add up to a deeply romantic pair. The love, passion and tenderness that can happen in this relationship are so incredibly, wonderfully romantic that it’s almost unreal. You will be very attracted to each other physically, so the kissing will be sweet and sparkling. He will also see all of your hidden, special qualities and he will idolize you and make you feel like the most special girl on earth. Together, you can tune out the world and create a dreamy love nest for two. This is a perfect emotional and romantic match for you. A soulmate love match. ( Source: Jellybean's Astro-Soulmate Guide )

Sumber: http://www.dressking.com/horoscope/Pisces-Cancer.htm

Astrological Compatibility Pisces with Cancer

There's comfort in having someone in your life who shares the same worries and concerns, and that's exactly the case when Pisces girl joins up with Cancer guy. The only potential problem? You both have a tendency to dwell on the negative when things aren't perfect, and someone needs to lighten the mood. As long as you can do that, this relationship can be smooth and wonderful. ( Source: FUNgirl - Astrology )

Cancer and Pisces is an affectionate, sensitive couple who will help foster each other's ego. Pisces is an imaginative dreamer but Cancer is an imaginative worker-and together they can turn dreams into reality. Pisces provides romance in Cancer's life, and Cancer is the all-protective lover Pisces needs. Both are emotional, intensely devoted, sensitive to each other's moods. They'll hit it off in the boudoir, for both are responsive sexually. Cancer has to take the lead but Pisces is a very willing, erotic follower. A very harmonious match.

More About PISCES And CANCER

Imaginative, Sensitive, Compassionate, Kind, Selfless, Unworldly, Intuitive and Sympathetic Emotional, Loving, Intuitive, Imaginative, Shrewd, Cautious, Protective and Sympathetic Escapist And Idealistic, Secretive And Vague, Weak-Willed And Easily Led Changeable, Moody, Overemotional, Touchy, Clinging and Unable To Let Go

Pisceans are spiritual beings ruled by their feelings. Their journey through life will involve much soul searching and retreat into that hazy world which exists between the real and the unreal. While they are very happy traveling the paths of their inner world, the Piscean compassion and need to help others will ensure they return to the real world regularly.

Pisceans tend to go where life takes them. If they do not like their current direction, they simply retreat into themselves until their direction changes. One of the great dangers for the Pisceans is they sometimes become so involved in their dreams and fantasies they find it difficult to separate fact from fantasy. Another danger is that their docile nature makes it easy for others to take advantage of them.

Pisceans must not allow themselves to become detached from those around them, because they will become depressed, pessimistic and languid. The gentle Pisceans are usually far too shy to tout their talents, which in the arts may be formidable. Their compassion and empathy seems to be without bounds, which makes them a great ally for anyone. The Cancer’s first love is its home and family. They love to nurture those around them. No sacrifice is too large to ensure their home is secure and their loved ones are safe and happy. They are very kind and sharing. Cancers are also very moody, and often retreat into themselves to regenerate, or sometimes sulk. The quickest way for them to rebound from such moments is to do what they do best: nurture others.

Cancers can be very iron-willed and like to have things their way. They are very sensitive to slights and hurt easily. When pained Cancers will retreat into themselves and brood. Although generally they do not like confrontation, Cancers are not above seeking revenge against those that hurt them. Cancers are compassionate and freely show their affection for others. They will set their problems aside to assist others in solving theirs. Being extremely intuitive, they often know what is upsetting someone without being told. They are great communicators and can often help those in trouble with just a few words.

Overall, Cancers are quite gregarious. They love to socialize with their friends and family. Their need to care for those in their circle makes them an asset to any family.

Sumber: http://www.starastrologer.com/compatibility_pisces_cancer.html



Jumat, 15 Februari 2008

Serendipity of Arli and Me

Saat kupu-kupu mendatangi bunga
Apakah bunga itu dipilih
Berdasarkan takdir
Atau kebetulan saja
Atau karena bunga itu memenuhi semua impiannya

Adakah yang menggerakkan sayap si kupu-kupu untuk memilih si bunga
Atau hanya serba kebetulan saja?

Valentine bukan hari istimewa bagi kami, sebab setiap hari adalah hari kasih sayang. Apalagi kemarin kami sama-sama sibuk.Tapi ada kejadian unik bertepatan dengan Valentine kemarin.
Saya ada janji dengan seorang teman lelaki di daerah Sarinah, Thamrin. Awalnya ingin di Cafe Cartel saja, sebab itu sudah lewat jam lunch, jadi sebaiknya ngopi saja. Ternyata mendadak saya kangen dengan batagor di Bakso Karapitan. Jadi janjiannya dipindah ke situ.

Sekitar satu jam lebih kami membahas soal proyek buku, bahu saya ditepuk orang dari belakang. Saat menoleh, saya luar biasa kaget sebab Arli duduk tepat di belakang saya. Ia bersama teman-temannya ternyata juga terkejut bersua saya secara tak disengaja.
Jika kejadiannya di Depok, tempat kami biasa hang out, rasanya tidak akan aneh. Sebab memang itu letak kampus Arli dan rumahku. Tapi kami bertemu di Jakarta, padahal sama-sama tidak janjian atau cerita akan ke lokasi itu.

"Jodoh..namanya jodoh," ujar temanku.

Aku hanya tertawa dan membatin semoga dia benar.

Ternyata sebenarnya Arli dan teman-temannya juga tidak berencana makan di situ. Awalnya mereka mau ke Marinara, tapi teman-teman Arli tidak setuju. Akhirnya mereka memutuskan ke Bakso Karapitan. Dan...hoopla! Di situlah kami bertemu.

Dan di hari Valentine itu kami dipertemukan secara tidak sengaja.

Hmmm..serendipity lain adalah...
Huruf depan nama Ayah Arli adalah A, ibunya M. Ayah saya juga A, ibu saya juga M. Adik-adik Arli huruf depan namanya M, adik saya A. Dan nama Arli jelas A, nama saya jelas sudah M.

Saya dan adiknya Arli sama-sama jurnalis. Arli dan adik saya sama-sama dosen. Dan kami sama-sama berasal dari orang tua yang berbeda agama.

Rabu, 06 Februari 2008

Romantisme dan Genggaman Tangan

Apakah pacar kamu romantis? Hmm pertanyaan yang agak sulit dijawab. Saya adalah manusia dengan pengalaman romantisme yang minim. Berani berkata demikian sebab memang pasangan saya yang dulu-dulu nyaris tidak romantis sama sekali. Jarang ada yang berani menyatakan "I Love You" secara langsung. Tapi akhirnya saya menemukan pasangan yang romantis juga saat ini.

Ya, dia sangat romantis. Sebab dia kerap menggenggam tangan saya sambil berkata "I Love You" dan memandangi mata saya. Sudah pasti saya akan membalasnya. Atau saya mengirimkan SMS dengan kata-kata mesra nan indah. Atau juga puisi melalui email, baik karangan sendiri maupun nukilan puisi penyair lain.

Lelaki yang menyukai film drama romantis juga bisa dihitung dengan jari. Sejak dulu saya kerap bertemu lelaki yang hobinya nonton film action dar der dor atau horor, jarang yang suka genre romance comedy atau drama, sesuai selera saya. Tapi akhirnya hari ini saya menemukannya dan tengah tak tahan untuk menanti film drama atau romance di layar perak.

Kemarin sore pun kamu bicara dari hati ke hari tentang banyak hal. Sebuah hal yang jarang atau bahkan tak pernah saya lakukan dengan mantan saya dulu. Semoga romantisme ini terus langgeng sampai rambut kami memutih kelak. Sebab saya dengar banyak pasangan yang sudah tidak romantis lagi saat sudah bersama sekian belas atau puluh tahun.

Bahkan kami membahas segala planning ke masa depan tentang studi, karir, pernikahan, dan seterusnya hingga detail terkecil. Suatu terobosan bagi saya yang selama ini memutuskan segalanya sendirian. Memang harus ada komunikasi dan pengertian sama lain ketika kita tak lagi berjalan sendiri. Dan itu terasa sangat indah.

Kami bukan anak ABG atau usia 20s yang masih mencari-cari jati diri dan arah jalan. Kami sudah dewasa, usia dimana perjalanan harus dirancang dengan matang jika tak ingin salah arah atau mengalami kecelakaan fatal. Berbekal peta, kompas, rencanya perjalanan, kami berjalan bersama sambil menikmati romantisme itu. Saya percaya, Tuhan menjadikan segala sesuatu indah pada waktunya. Amin!

Kamis, 31 Januari 2008

Terjebak Mall dan Kafe

"Apa iya sampai kakek-nenek nanti kita terus menerus jalan dari mall ke mall dan kafe ke kafe?"
"Iya, jangan-jangan matinya juga di mall. Serangan jantung akibat kelebihan kolesterol, di Starbucks?"

Lantas kami tergelak bersama. Di tengah suasana sebuah mall pinggiran Jakarta yang lengang tengah hari bolong. Kami bingung, mati gaya. Tempat kencan mana lagi yang bisa kami datangi? Mau ke luar kota, jauh dan macet. Mau ke Ragunan, panas.

Ke taman-taman kota, wah tetap panas, polusi, dan tidak ada privasi. Terbayang sedang ngobrol tau-tau didatangi pengamen, pedagang asongan, peminta sumbangan, atau bahkan bisa-bisa preman?
Oh Jabodetabek, dimanakah tempat nyaman untuk bersantai selain mall dan kafe?

Senin, 21 Januari 2008

A Moment of Happiness,

A moment of happiness,
you and I sitting on the verandah,
apparently two, but one in soul, you and I.

We feel the flowing water of life here,
you and I, with the garden's beauty
and the birds singing.

The stars will be watching us,
and we will show them
what it is to be a thin crescent moon.

You and I unselfed, will be together,
indifferent to idle speculation, you and I.

The parrots of heaven will be cracking sugar
as we laugh together, you and I.

In one form upon this earth,
and in another form in a timeless sweet land.

Kulliyat-e Shams, 2114 by Jallaludin Rumi.

Sabtu, 19 Januari 2008

Pedagang dan Darwis Kristen

Karena berada dalam kesukaran, seorang pedagang yang sangat kaya dari Tabriz (Iran) pergi ke Konya (Turki) mencari orang yang teramat bijaksana. Setelah mencoba mendapat nasehat dari para pemuka agama, hakim, dan lain-lain, ia mendengar tentang Jalaludin Rumi, ia pun dibawa menghadap Sang Bijaksana itu.

Pedagang itu membawa lima puluh keping uang emas sebagai persembahan. Ketika dilihatnya Sang Maulana di ruang tamu, pedagan itu menjadi sangat terharu. Jalaludin Rumi pun berkata kepadanya,
"Lima puluh keping uang emasmu diterima. Tetapi kau telah kehilangan dua ratus, itulah alasan kedatanganmu kemari. Tuhan telah menghukummu, dan menunjukkan sesuatu kepadamu. Sekarang segalanya akan beres." Pedagang itu terheran-heran terhadap yang diketahui Sang Maulana. Rumi melanjutkan.
"Kau mendapat banyak kesulitan karena pada suatu hari nun jauh di negeri Barat sana, kau melihat seorang darwis Kristen terbaring di jalan. Dan kau meludahinya. Temui dia dan minta maaf padanya, dan sampaikan salam kami kepadanya."

Ketika pedagang itu berdiri ketakutan karena ternyata segala rahasianya telah diketahui, Sang Maulana itupun berkata, "Perlukah kami tunjukkan orang itu padamu?" Rumi menyentuh dinding ruangan itu, dan pedagang itupun menyaksikan gambar orang suci itu di sebuah pasar di Eropa. Iapun terhuyung-huyung pergi meninggalkan Sang Bijaksana, tercengang-cengang.
Segera saja ia mengadakan perjalanan menemui ulama Kristen itu, dan ditemuinya orang suci tersebut telungkup di tanah. Ketika didekatinya, darwis Kristen itupun berkata, "Guru kami Jalal telah menghubungi saya."

Pedagang itu melihat ke arah yang ditunjukkan darwis tersebut, dan menyaksikan-dalam gambar-Jalaludin sedang membaca kata-kata semacam ini, "Tak peduli kerikil atau permata, semua akan mendapat tempat di bukit-Nya, ada tempat bagi semuanya..."

Pedagang itupun pulang kembali, menyampaikan salam darwis Kristen itu kepada Jalal, dan sejak itu tinggal dalam masyarakat darwis di Konya.

Jumat, 18 Januari 2008

Mengakses Tuhan Tanpa Server Agama

Kami masih tak habis pikir kenapa perbedaan agama selalu jadi ujung tombak beragam persoalan yang ada di muka bumi. Sejak awal kami sudah cukup berbusa-busa membahas agama ini. Pada dasarnya Tuhan itu bisa diakses oleh siapa saja tanpa harus melalui agama sebagai servernya. Bahkan konflik agama yang banyak terjadi di muka bumi itu kami yakini sebagai ulah manusia pribadi, tanpa campur tangan Tuhan.

Sampai kemarin sore pun kami masih sepemikiran bahwa bisa jadi Muhammad, Yesus dan Buddha jika masih hidup akan marah sebab ajaran mereka sudah diplesetkan sedemikian rupa oleh umatnya yang tidak bertanggungjawab.

"Jika Amerika itu benar penganut Kristen, lantas kenapa mereka jadi negara yang gap sosialnya begitu tinggi? Jika Indonesia benar penganut Islam, mengapa negara kita seperti ini?"

Bicara soal agama di banyak telinga awam selalu memancing perdebatan yang dilandasi fanatisme, sensitifitas luar biasa, yang bukan tak mungkin memicu konflik panjang tiada akhir. Bisa saling menebas pedang dan menghalalkan pembunuhan satu sama lain.

Kami sendiri adalah pasangan yang berbeda agama. Di negara seperti Indonesia, dimana pernikahan berebeda agama tidak dilegalkan, lumayan menghadirkan tanda tanya juga.
Seorang sahabat menasihati ada bagusnya jangan menikah mengikuti satu prosedur agama secara terpaksa di satu pihak. Jangan munafik, berpura-pura mengamini satu seremonial agama yang bukan agama kita padahal dalam hati kita tidak mengakuinya. Sebuah advis berharga.

Agama itu sesungguhnya masalah pribadi, sangat pribadi. Kenapa negara selama ini pusing mengatur bahwa seseorang harus beragama dan mencantumkannya di KTP? Agar jika meninggal jelas akan dikuburkan dengan seremonial apa? Lantas apakah arwah manusia akan pusing jika salah seremonial? Arwahnya akan penasaran dan kesasar ke alam lain jika didoakan dengan doa agama yang berbeda dengan yang dianutnya?

Hmm sehebat itukah manusia sampai doa yang diucapkannya bisa menentukan perjalanan roh manusia lain?
Kalau sudah urusan kematian, maka itu Tuhan punya kuasa. Itu jika Anda percaya Tuhan ada. Jika Anda berkeras bahwa matinya manusia harus didoakan dengan doa agama tertentu, Anda justru tidak percaya Tuhan bukan? Anda lebih percaya bada kekuatan doa Anda daripada kekuasaan Tuhan???

Duh, Anda lupa ya kalau manusia itu hanya onggokan daging busuk jika arwahnya sudah terlepas dari badan.

Memulai Berjalan Bersama

Setelah sekian "abad" berjalan sendiri, akhirnya saya temukan juga seseorang yang bisa diajak berjalan bersama. Saya memang bukan tipe orang yang senang dinasihatin, diceramahi. Apalagi oleh keluarga atau orangtua. Namun kali ini entah kenapa di telinga saya mendadak saya ceramah dan nasihat itu terdengar merdu.
Bukan keluarga memang. Tapi mereka sudah seperti keluarga bagi saya. Kebetulan juga mereka adalah orang-orang hebat di bidangnya.

"Soal beda agama itu harus dibahas sejak awal, Mer. Bukannya saya sok tahu atau apa. Tapi itu penting, daripada nyesal di kemudian hari," ujar seorang pakar IT yang terkenal dengan kumis lebatnya.

"Nikah saja di Denmark, di sana itu gampang banget prosedurnya, lebih gampang dari Jerman," celetuk karib yang jauh di benua seberang.

"Kudoakan langgeng ya Nduk, asal jangan grusa-grusu saja," ujar teman lain lagi.

"Yang penting kepercayaan, komitmen dan komunikasi," advis datang dari sahabat lainnya.

"Saya senantiasa berdoa untuk kebahagian Merry, Libby dan sekarang nambah lagi... Arli ! Semoga Tuhan melimpahkan kasih-Nya," ucapan selamat dari seorang sahabat yang sudah menjadi figur ayah saya sendiri.

"Wish all the best for the both of you," SMS dari seorang karib.

"Jangan mencintai orang terlalu dalam, sebab jika tak kesampaian akan sakit nantinya," nasihat lain lagi.

"Nikmati saja Mer, jangan mikir yang nggak-nggak," seorang teman mencoba mendamaikan hati saya yang agak paranoid.

Dan banyak sekali ucapan selamat, doa, harapan, advis, dari teman-teman yang sudah menjadi keluarga besar saya.

Terlalu lama berjalan sendiri, lantas kini berjalan berdua, memang tidak mudah. Ada banyak hal harus disesuaikan, dipadupadankan. Tapi sejak awal kami memang sudah merasa sepadan dan sepemikiran.
Terlalu cepat untuk bicara soal masa depan? Tidak juga, sebab kami bukan ABG atau mereka yang membina hubungan berdasar "lihat saja nanti". Kami memang baru resmi jadian belum ada sebulan, namun sesungguhnya usaha saling mengeksplorasi apa yang ada di benak pemikiran kami sudah terjadi lama sebelum itu.

Rabu, 16 Januari 2008

Love, Finally...

Maaf kalau akhirnya postingan di blog ini kelamaan jadi sedikit "melow". Sebab memang diskusi kami di email yang kami posting di sini sudah tidak dilanjutkan lagi. Apa pasal?
Diskusi meluas ke banyak hal yang tak bisa lagi dipublikasikan, sebab kami terlalu bebas bicara soal politik, sains, komunisme, sosialisme, filsafat, agama, yang dengan penuh pertimbangan diputuskan tidak akan kami publish lagi.

Dan kebetulan diskusi-diskusi itu mengarah ke relationship antara kami yang jauh lebih personal.

Ya, 28 Desember 2007 kemarin kami resmi berkomitmen untuk terus berjalan bersama.

Surprise? Ya, bagi kami sendiri pun begitu. Sebab kami awalnya hanya saling mengenal di dunia maya, berkoresponden di email. Akhirnya berlanjut ke diskusi yang melebar ke banyak hal. Kami bicara tentang apa saja yang ada di pikiran kami. Kami bicara tentang ide-ide, mimpi-mimpi kami. Akhirnya kami menemukan banyak kesamaan. Dan berlanjut di dunia nyata.

Kami sepakat untuk tetap menjadi idealis, tidak egois, walau sudah menjadi pasangan. Bahkan kelak jika Tuhan mempersatukan kami dalam pernikahan, kami tetap ingin menjadi manusia yang banyak berbuat bagi sesama. Kami yakin, antara kehidupan pribadi dan sosial bisa sejalan selama kami memiliki komitmen kuat untuk mempertahankannya. Antara idealisme dan profesionalisme juga bisa tetap seirama.

Mungkin kami bukan Frida Kahlo dan Diego Rivera
Bukan Simone de Beauvoir dan Jean-Paul Sartre
Bukan May Ziadah dan Kahlil Gibran
Bukan Marrie Currie dan Peter Currie
Bahkan mungkin kami lebih dari mereka
Sebab kami saling menerima satu sama lain dan mencoba menghadapi hidup ini bersama di dalamnya

Semoga..

Love and Work

Work is love made visible. And if you cannot work with love but only with distaste, it is better that you should leave your work and sit at the gate of the temple and take alms of those who work with joy.

(Kahlil Gibran)

Just believe that our love will make all of our works run better, clearer and smarter..

Love is..

Love is....


Love is like the wind whirling in the ocean
Love is like the sound of thunder in the plains
Love is like the whirling tornadoes which struck the land.
Love is like the earthquake which hampering our existence
Love is like the condor claws which took us away to the morning sky
Most of all, loving you is all much simpler
It only requires the acceptance of our selves
as it is.