Seorang karib yang sudah menikah 8 tahun, memberi advis nan manis demi memprotek hal itu terjadi.
"Sebelum menikah, tanya kepada kamu dan pasanganmu mengenai apa arti pernikahan. Juga alasan kenapa dia memilihmu dan kamu memilih dia. Tulis jawaban itu di kertas, kalau perlu dibingkai. Saat ada masalah antara kalian berdua, baca kembali pernyataan itu dengan seksama."
Menurutnya, kiat itu cukup sukses ia terapkan hingga kini. Tiap ada problem yang nyaris bikin kepala pecah, frustasi, ingin meneriakkan kata "Cerai!" atau "Pisah!" atau lagu cengeng "Pulangkan saja ke rumah orangtuaku", statemen bersama tadi cukup ampuh meredam. Setidaknya mengingatkan komitmen pasangan.
Saya jadi penasaran dan ingin mencobanya. Semalam saya SMS pasangan saya, menanyakan apa definisi pernikahan baginya dan mengapa dia memilih saya. Ini jawabannya.
"Marriage is when two minds, bodies, and souls become one. It's the union of will, desire, love and thought. Marriage is a partnership, when each one must trust, give, and love one another.
Why you? You are the one that I want to spent my live with. You're the one that I trust and love more than anything in this world. You're the one that able to dive into my deepest dark soul and same me into the light of your love.
You're the one who could give enlightment to my mind with your love. You're the one that share the same dream with me. Hun, if this answer is insufficient, just let me know. I'll fix it ASAP."
Indah sekali bukan? Dan itu ia kirimkan sekitar jam 12 malam setelah mengendarai mobil Jakarta-Bandung. Di saat letih, mengantuk, ia masih menyempatkan diri membalas SMS norak saya panjang lebar dan serius sekali. Bagaimana mungkin saya tidak memilih dia jadi pasangan saya hingga akhir hayat kelak?
Wah, saya kok belum menjawab 2 pertanyaan itu ya? Pada dasarnya definisi saya tentang pernikahan nyaris sama dengan Arli.
Marriage is a great union of two different individuals who have so many things in common, so they're decide to be the partner in life, forever. In Happiness and sorrow. Yeah, forever!!
Kenapa saya memilih dia? Arli adalah lelaki paling memahami saya, kondisi, emosi, kekurangan, kelemahan saya. Status saya sebagai single parent bikin saya tak punya posisi tawar terlalu banyak terhadap kaum Adam. Dan Arli sangat memahami ini. He loves me as the way I am, and vice versa.
Kelak kami akan cetak tulisan ini dan membingkainya di dinding kamar kami untuk dibaca setiap kali ada cobaan berat melanda kebersamaan kami.
1 komentar:
What a lovely statement Mbak Mer:) I do hope that he's my last sunshine
Posting Komentar