Mengenai Mas Arif Witarto, walaupun saya belum pernah bertemu muka dengan beliau secara langsung, tapi saya sangat mengetahui prestasi-prestasinya. Sudah banyak tulisan beliau yang dimuat di koran. Dia adalah pakar bioteknologi pertanian yang termasuk paling produktif di negara ini. Terakhir saya dengar beliau lagi meneliti tentang tanaman tembakau, namun belum dengar lagi perkembangannya bagaimana. Saya sudah membaca artikel2 mas Arif di Ilmukomputer.com, dan sangat mencerahkan. Saya juga sudah baca postingan Merry tentang adult stem cell tersebut, dan sangat informatif. RSCM dan FKUI boleh juga ya riset mereka. Dulu saya penelitian di fakultas kedokteran gigi (FKG), memang mereka sedang riset adult stem cell. Saya sendiri mengerjakan proyek lain. Tapi kalo di FKG saya belum ada info lagi perkembangan riset adult stem cell nya sampai dimana. Kalau bertemu orang FKG nanti saya tanya lagi.Jelas kalau di FKG, mereka menggunakan stem cell untuk pengobatan gigi dan mulut. Namun teknisnya gimana nanti saya cari info lagi. Dan, semoga saja mas Arif semakin berkibar dengan penelitian-penelitiannya.
Film2 sci-fi tentang biotek memang ada beberapa yang menarik. Diantaranya 'The Island'. Bahkan film 'alien ressurection' juga ada bioteknya, karena disana orang yang sudah mati ratusan tahun, bisa 'dihidupkan' kembali.
Saya cukup familiar dengan ide-ide mengenai gender, terutama karena teman-teman saya memang peneliti di bidang gender. Saya banyak sekali berdiskusi dengan mereka, dan oleh sebab itu saya bisa nyambung dengan ide-ide tersebut. Semoga bangsa kita semakin sadar, bahwa masalah gender merupakan hal yang penting.
Saya akan dengan senang hati menuangkan idealisme di netsains. Memang obsesi saya untuk lebih mempopulerkan sains-tek ke publik Indonesia. Bila publik kita sudah menerima sains-tek sebagai bagian dari hidup mereka, itu merupakan kebanggaan yang tidak bisa dibayar dengan uang.
Pekerjaan saya ya mengajar dan meneliti. Namun tidak hanya di UI. Rekan-rekan saya di Nahdlatul Ulama (NU) sedang membangun Universitas di Parung. Mereka akan membangun fakultas sains-tek juga. Saya terlibat di situ, namun masih terlalu amat prematur. Hasilnya masih belum kelihatan. Selama ini NU cuma punya sekolah agama saja, jadi saya susah masuk kesana. Namun teman saya meminta supaya saya memperkuat sains-tek di kalangan pesantren. Ya udah, saya 'nyebur' saja, dan mulai terlibat dalam proyek-proyek mereka. Saya sendiri tidak melihat mengenai latar belakang agama atau ras, yang penting siapapun yang tertarik dengan sains-tek maka saya akan berada di sana. Bahkan jika seminari atau sekolah teologi meminta bantuan saya, mari kita bekerja sama.
Wah, adiknya Merry guru bahasa Inggris di poltek ya? Karir yang bagus. Menjadi guru adalah batu loncatan untuk menjadi dosen. Saya sendiri dulunya adalah guru privat untuk SMA. Jurnalistik itu bukan ilmu yang jauh dari sains. Percaya tidak percaya, tapi Antonie Laurent Lavoisier, bapak ilmu kimia, pendidikan formalnya adalah sarjana hukum (!). Namun ia tidak pernah berpraktek sebagai pengacara, dan langsung terjun ke dunia riset. Hal ini terjadi karena sejak kecil Lavoisier sangat suka dengan ilmu alam. Pada akhirnya, adalah hasil karya kita yang menentukan diri kita menjadi apa, bukan ijazah kita.
Informasi mengenai netsains saya ketahui dengan media 'googling'. Saya sendiri sudah lupa keyword apa yang saya masukkan ke google, namun akhirnya saya bertemu dengan netsains. Tentu saja saya akan beritahu teman-teman saya tentang net sains, namun terutama yang berminat menulis artikel sains populer.
Terima kasih atas perhatiannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar